Wednesday, October 16, 2013

Meski `Shutdown`, Superkomputer Google Tetap Jalan


Krisis anggaran di Amerika Serikat memaksa badan-badan federal menutup operasi mereka dan merumahkan ratusan ribu pegawainya.  Tapi krisis anggaran ini tidak mengancam proyek superkomputer D-Wave Two milik Google dan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA)  yang diluncurkan pada Mei 2013 lalu.  

Superkomputer D-Wave Two ini dipasang di Pusat Riset Ames milik NASA di Moffet Field, California. Pusat riset ini ditutup pada 1 Oktober 2013 lalu menyusul perdebatan tentang anggaran yang terjadi di Kongres. Sebelumnya, majalah Wired melaporkan sistem superkomputer D-Wave Two --yang sudah berjalan jauh sebelum adanya krisis itu-- ikut terancam karena pegawai NASA tak bisa bekerja.
"Laboratoriumnya memang ditutup, tapi komputer itu tetap bisa diakses dan masih bekerja," kata juru bicara Google Krisztina Radosavljevic-Szilagyi kepada Wired, Senin 14 Oktober 2013. Namun Radosavljevic-Szilagyi tidak memberikan konfirmasi apakah Google sebenarnya masih memakai superkomputer itu untuk menjalankan eksperimennya.
D-Wave Two adalah superkomputer generasi kedua yang dibuat oleh Google. Selain dengan NASA, Google bekerja sama dengan Asosiasi Riset Antariksa (USRA) untuk membangun Quantum Artificial Intelligence Lab yang menjadi rumah superkomputer D-Wave Two. Pembuatan superkomputer ini diperkirakan menelan dana US$ 15 juta. Superkomputer mampu menyelesaikan masalah dan melakukan kalkulasi ribuan kali lebih cepat daripada komputer konvensional.
Komputer kuantum D-Wave generasi pertama sudah dibeli oleh Lockheed Martin, perusahaan antariksa dan pertahanan terbesar di dunia, pada 2011. Superkomputer Lockheed Martin itu kini terpasang di di Universitas Southern California, Los Angeles. Selain D-Wave Two, AS juga punya superkomputer Titan yang dioperasikan Departemen Energi AS.
Beberapa negara juga sudah memiliki superkomputer. Cina sudah membuat superkomputer Tianhe-2 yang mampu melakukan 33.860 triliun kalkulasi per detik.
Tianhe-2 diklaim lebih cepat dan lebih canggih dari Titan. Jepang juga membuat superkomputer K yang dinobatkan sebagai komputer tercepat pada 2011. Kini pengembangan teknologi superkomputer AS dan juga penelitian sains lainnya terancam karena krisis anggaran.
Ketidakjelasan pembahasan anggaran tersebut sudah berdampak buruk pada operasi NASA. Sedikitnya 18 ribu pegawai diberikan status cuti.
"Tidak ada pengujian apapun yang dikerjakan NASA," kata presiden serikat pekerja Pusat Riset Ames, Lee Stone. "Hal yang hilang di sini adalah waktu yang sebenarnya bisa dipakai untuk mencoba teknologi canggih," kata Stone. "Ini sangat mengecewakan dan menyakitkan."
Komunitas dan lembaga ilmu pengetahuan di AS menjadi korban telak krisis anggaran tersebut. Tak ada dana berdampak pada terhentinya penelitian.
Laboratorium nuklir di seantero negeri, termasuk di Lawrence Livermore National Laboratory, California dan Los Alamos National Laboratory di New Mexico, tengah bersiap untuk merumahkan pegawainya dan menghentikan eksperimen mereka.
Pekan lalu the National Science Foundation mengumumkan pembatalan seluruh program riset mereka di Antartika hingga pemerintahan berjalan kembali.
Music Blogs